UU HPP

Jadikan NIK sebagai NPWP, Pemerintah Ingin Kepatuhan Wajib Pajak Naik

Muhamad Wildan | Sabtu, 27 November 2021 | 06:00 WIB
Jadikan NIK sebagai NPWP, Pemerintah Ingin Kepatuhan Wajib Pajak Naik

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pemanfaatan nomor induk kependudukan (NIK) sebagai nomor pokok wajib pajak (NPWP) yang diatur dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal mengatakan pemerintah sedang berupaya mempercepat integrasi NIK dengan NPWP agar upaya untuk mempermudah wajib pajak dapat segera tercapai.

"Ini bagian dari upaya kita mereformasi administrasi. Dengan NIK sebagai NPWP nanti akan menekan compliance cost, akan lebih dipermudah," ujar Yon, dikutip Sabtu (27/11/2021).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Seperti diketahui, ketentuan UU KUP pada UU HPP telah berlaku sejak UU tersebut diundangkan. Meski demikian, masih terdapat beberapa kerangka regulasi dan infrastruktur yang perlu disiapkan sebelum integrasi NIK dan NPWP dapat dilaksanakan.

Dari sisi regulasi, Yon mengatakan pemerintah masih akan menyiapkan peraturan pemerintah (PP) sekaligus peraturan menteri keuangan (PMK).

Sesuai dengan amanat Pasal 44E UU KUP yang telah diubah dengan UU HPP, ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian data untuk integrasi data kependudukan dan perpajakan akan diatur melalui PP. Adapun ketentuan mengenai penggunaan NIK sebagai NPWP masih masih akan diatur lebih lanjut melalui PMK.

Baca Juga:
Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Dari sisi pelaksanaannya, Ditjen Pajak (DJP) juga masih perlu berkoordinasi dengan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri. Proses integrasi NIK dan NPWP akan dilakukan selama 5 tahun dan diperkirakan akan selesai pada 2026.

Perlu dicatat, integrasi NIK dan NPWP tak serta merta membuat semua penduduk di Indonesia menjadi wajib membayar pajak. Hanya mereka yang memenuhi syarat subjektif dan objektif yang wajib membayar pajak. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja