AMERIKA SERIKAT

Hillary: Saya Sudah Rilis SPT, Sekarang Giliranmu Trump

Redaksi DDTCNews | Senin, 15 Agustus 2016 | 18:33 WIB
Hillary: Saya Sudah Rilis SPT, Sekarang Giliranmu Trump Kandidat Presiden AS Hillary Clinton (Foto: Politico.com)

WASHINGTON, DDTCNews – Salah satu kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton resmi merilis Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)-nya dan membiarkan publik tahu bahwa dirinya telah membayar pajaknya dengan benar.

Dalam dokumen tersebut, tercatat Hillary Clinton dan suaminya yang merupakan mantan Presiden AS, Bill Clinton, mendapat penghasilan sebanyak US$10,6 juta atau setara Rp138,7 miliar.

“Hillary telah membayar pajak dengan tarif 34,2% di 2015. Selain itu, sebagian besar dari pendapatan tersebut diperoleh Hillary dari kemunculannya dalam berbagai pidato sebelum masa kampanye pemilihan presiden dimulai,” ungkap SPT tersebut, Jumat lalu (13/8).

Baca Juga:
Sri Mulyani Waspadai Dampak Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia

Selain itu, Hillary dan Bill menyumbangkan lebih dari US$1,042 juta atau dari Rp13,6 juta, di mana sebesar SU$1 juta disumbangkan kepada yayasan keluarga Clinton. Yayasan ini secara rutin memberi dana untuk museum, sekolah, gereja, dan pihak membutuhkan lainnya.

Pasangan yang fokus pada dunia politik ini telah menunjukkan SPT-nya sejak tahun 1977, sebagaimana hukum di sana meminta pegawai publik untuk membuka SPT mereka.

Tindakan Clinton ini seperti menyindir kandidat lainnya yaitu Donald Trump yang bersikeras tidak mau membuka SPT-nya sebelum IRS selesai melakukan pemeriksaan atas keuangannya. Padahal, banyak pihak memperkirakan pemeriksaan itu tidak mungkin selesai sebelum hari pemilihan.

Baca Juga:
Presidensi Trump Berefek ke Investasi, RI Selaraskan Insentif Pajak

“Inilah fakta unik yang luar biasa. Ada kemungkinan Donald Trump tidak membayar pajaknya,” kicau Hillary dalam akun pribadinya di Twitter segera setelah membuka SPT-nya, seperti dilansir theskanner.com.

Sementara itu, juru bicara Donald Trump, Jason Miller mengungkapkan Hillary hanya menunjukkan catatan yang memang ingin ia tunjukkan ke publik. "Padahal, warga Amerika juga ingin melihat adanya 33.000 email yang ia gunakan untuk menghalangi investigasi FBI, yang sudah dihapus Clinton," katanya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 15 Desember 2024 | 13:13 WIB PEREKONOMIAN GLOBAL

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia

Sabtu, 07 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Presidensi Trump Berefek ke Investasi, RI Selaraskan Insentif Pajak

Minggu, 01 Desember 2024 | 15:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ancam BRICS dengan Bea Masuk 100 Persen, Ternyata Ini Sebabnya

Sabtu, 30 November 2024 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Langsung Kenakan Bea Masuk Impor dari Meksiko, Kanada, dan China

BERITA PILIHAN
Selasa, 24 Desember 2024 | 21:30 WIB CORETAX SYSTEM

Simak! Keterangan Resmi DJP Soal Tahapan Praimplementasi Coretax

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:27 WIB CORETAX SYSTEM

WP Bisa Akses Aplikasi Coretax Mulai Hari Ini, Fiturnya Masih Terbatas

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:00 WIB PMK 81/2024

Ini Aturan Terbaru Pengkreditan Pajak Masukan Sebelum Pengukuhan PKP

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:00 WIB CORETAX SYSTEM

Nanti Ada Coretax, Masih Perlu Ajukan Sertifikat Elektronik?

Selasa, 24 Desember 2024 | 15:00 WIB KPP PRATAMA KOSAMBI

Utang Pajak Rp632 Juta Tak Dilunasi, Mobil WP Akhirnya Disita KPP