Tami Putri Pungkasan dan Flouresya Lousha berpose di Kampus WU, Austria
VIENNA, DDTCNews – Seiring dengan kesadaran komunitas global terhadap isu transparansi dalam transfer pricing, sangat penting bagi para pelaku bisnis untuk dapat menggunakan dan mendokumentasikan seluruh data dan informasi dalam melakukan analisis transfer pricing dengan baik. Salah satu bagian inti dalam proses analisis dan dokumentasi transfer pricing adalah tahapan proses pencarian pembanding atau lebih dikenal dengan istilah benchmarking.
Tahapan tersebut menjadi krusial karena dari analisis benchmarking tersebut akan dihasilkan suatu rentang kewajaran dari transaksi antar pihak independen untuk dijadikan dasar acuan atas kewajaran dan kelaziman transaksi afiliasi yang sedang diuji. Pada proses benchmarking ini, kompleksitas transaksi afiliasi dan keterbatasan informasi pada database yang digunakan merupakan tantangan tersendiri. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman yang mendalam atas teknik-teknik benchmarking dan kemampuan untuk menginterpretasi data agar dapat menghasilkan hasil rentang kewajaran yang andal.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, sebagai salah satu wujud program pengembangan karyawannya, DDTC kembali mengirimkan profesionalnya yaitu Flouresya Lousha dan Tami Putri Pungkasan dari Divisi Transfer Pricing DDTC untuk mengikuti program advanced-level course terkait transfer pricing di Vienna, Austria pada tanggal 2 Juli – 6 Juli 2018. Kursus ini diselenggarakan oleh WU Transfer Pricing Center di Institute for Austrian and International Tax Law, Vienna University of Economics and Business (WU), secara khusus mengambil fokus pada penerapan teknik benchmarking atas berbagai jenis transaksi afiliasi.
Program yang bertujuan agar setiap peserta memiliki pemahaman yang baik tentang teknik benchmarking ini terbagi dalam lima hari. Setiap harinya kursus ini akan membahas aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam proses benchmarking untuk aktivitas manufaktur dan distribusi serta transaksi khusus seperti transaksi jasa intra-grup, transaksi keuangan dan transaksi aset tidak berwujud.
Pada hari terakhir, peserta juga diajak untuk mempelajari bagaimana mengaplikasikan metode profit-split dan valuasi keuangan. Program kursus dilaksanakan dengan metode workshop yang mencakup pembahasan studi kasus serta praktik langsung dalam penggunaan database untuk melakukan benchmarking. Seluruh materi dalam workshop tersebut disampaikan oleh para praktisi dan pakar transfer pricing seperti Sebastian Gonnet selaku Vice President Global Transfer Pricing di NERA Economic Consulting, Prancis, dan Dr. Achim Roeder selaku Partner di KPMG Jerman.
Selain itu untuk dapat mendapatkan wawasan lebih mengenai pemanfaatan fitur yang ada di dalam database yang dipergunakan, pihak penyelenggara kursus juga mengundang pembicara dari Bureau van Dijk yaitu Christian Rieder, Mark Philips dari Bloomberg serta oleh Ednaldo Silva, Ph.D. yang mewakili RoyaltyStat.
Selanjutnya, sebagai bagian dari rangkaian kursus yang diikuti, WU juga menyediakan kelas tambahan pada tanggal 4-5 Juli 2018 yang mengusung tema “Risk Assumption under the Authorized OECD Approach and the 2017 OECD Transfer Pricing Guidelines: Similarities and Divergences” dan “How To Apply the Arm’s Length Principle Without Comparables: A Major Challenges in Emerging/Developing Economies”.
Partisipasi pada program kursus Advanced Transfer Pricing Course (Benchmarking) ini sepenuhnya dibiayai oleh DDTC dan merupakan salah satu bagian dari Human Resource Development Program (HRDP) DDTC yang diberikan kepada para pegawainya untuk mengikuti berbagai pelatihan dan kursus di mancanegara, termasuk untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.