LONDON, DDTCNews – HM Revenue & Customs (HMRC) sedang mengejar hampir sekitar £2 miliar (Rp31,7 triliun) potensi pajak yang belum tergarap yang berasal dari utang pajak orang-orang terkaya di Inggris.
Kantor Nasional Audit (National Audit Office/NAO) mengatakan unit spesialis HMRC berhasil mendapatkan pajak hingga mencapai £416 juta (Rp6,6 triliun) pada 2015 dari 6.500 "High Net Worth Individuals" (HNWI) atau individu berpenghasilan tinggi dengan jumlah kekayaan lebih dari £20 juta (Rp317 miliar).
“Saat ini HMRC tengah berupaya untuk memperoleh kembali pajak dari HNWI yang diperkirakan berjumlah £1,9 miliar (Rp30,1 triliun),” ungkap pernyataan resmi dari NAO.
Petugas HMRC meminta setiap orang dari sekelompok HNWI yang berjumlah 6.500 tersebut untuk bekerja sama dalam melaporkan sendiri tagihan pajaknya. Total sebesar £416 juta merupakan tambahan pajak dari orang-orang kaya yang mau menyatakan pajaknya secara sukarela, yang jika ditotal utang pajaknya berjumlah lebih dari £4,3miliar (Rp68,3 triliun) pada 2014-2015.
“Mereka sering memiliki urusan pajak yang kompleks yang melibatkan berbagai negara. Angka senilai £1,9 miliar dari pajak tersebut berisiko tidak dapat ditagih,” ungkap pernyataan NAO.
Ini mencakup beberapa kasus yang telah menjadi pembahasan selama bertahun-tahun, dan sekitar £1,1 miliar (Rp17,4 triliun) dari jumlah tersebut berkaitan dengan skema penghindaran pajak yang dilakukan oleh para investor kaya.
Sebagai bagian dari upaya untuk memaksimalkan pengembalian pajak, setiap orang dari HNWI diberikan seorang manajer customer relationship oleh HMRC, yang bertanggung jawab untuk membangun pemahaman tentang urusan dan perilaku masing-masing wajib pajak dan untuk berhubungan dengan petugas pajak mereka terkait jumlah utang pajaknya.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh NAO, HMRC telah menyelidiki 10 HNWI yang berkaitan dengan penggelapan pajak illegal offshore tax evasion, meskipun dari jumlah tersebut hanya 1 orang yang telah dituntut sejak tahun 2010.
Saat ini, seperti dilansir dalam BBC, HMRC juga tengah menyelidiki kebocoran dokumen dari sebuah firma hukum yang berbasis di Panama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah penuntutan ke 100 HNWI pada 2020. Menurut laporan NAO, petugas pajak telah mengidentifikasi 40 kelompok terkaya dalam Panama Paper. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.