KAMUS PAJAK

Apa Itu Master File Wajib Pajak?

Syadesa Anida Herdona | Rabu, 22 Desember 2021 | 10:45 WIB
Apa Itu Master File Wajib Pajak?

BEBERAPA aspek prioritas yang harus dimiliki sistem administrasi pajak adalah daftar wajib pajak, penetapan nomor identitas wajib pajak, dan sebuah master file. Dari sini akan terbangun adanya fondasi sistem pajak yang terintegrasi antara satu dan lainnya.

Untuk menciptakan tata administrasi pajak yang baik, perlu dilandasi dengan basis pajak yang mutakhir dan terpercaya. Untuk itu, dibutuhkan adanya sebuah master file wajib pajak yang dapat diandalkan dalam menjalankan proses bisnis pajak. Lantas, apa itu master file wajib pajak?

Definisi

INTERNATIONAL Monetary Fund (1992) menjelaskan taxpayer master file adalah tempat seluruh basis data sehingga otoritas pajak tidak perlu lagi bergantung pada data dan dokumen wajib pajak sebagai sumber data tunggal.

Baca Juga:
NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Menurut Brondolo dan Zhiyong (2017) taxpayer master file merujuk pada database terkait dengan data perpajakan berisi informasi akun dari masing-masing wajib pajak. Adapun informasi yang dimaksud meliputi jenis pajak yang terutang, intensitas pelaporan dan pembayaran pajak, hingga jumlah pajak terutang yang dibayar.

World Bank (2005) menyebut terdapat beberapa hal yang dimuat dalam master file, antara lain daftar semua jenis pajak yang terutang oleh wajib pajak; riwayat pelaporan dan pembayaran dari setiap jenis pajak; dan informasi umum lainnya seperti nama, alamat, dan kegiatan bisnis wajib pajak.

Nantinya, otoritas pajak akan bertanggung jawab untuk menjaga basis data pada master file serta memperbarui master file secara berkala. Tak hanya itu, otoritas pajak juga harus menganalisis dampak ekonomi dari informasi yang tersedia pada master file wajib pajak.

Baca Juga:
Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Dari hasil analisis tersebut, otoritas pajak akan melakukan koordinasi terkait dengan penetapan kebijakan pajak ke depannya. Hal tersebut juga menjadi landasan adanya rekomendasi perubahan dalam kebijakan pajak yang ada.

Pada sistem administrasi pajak Indonesia, pembuatan master file wajib pajak telah lama dilakukan. Master file wajib pajak berperan penting dalam terselenggaranya proses bisnis perpajakan yang optimal. Selain itu, master file wajib pajak juga kerap dibenahi dan diperbarui oleh otoritas pajak.

Dalam master file wajib pajak yang dimiliki Ditjen Pajak (DJP), ada status masing-masing wajib pajak. Hal ini dilakukan untuk pengelolaan basis data dan pengawasan.

Baca Juga:
Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Adapun status wajib pajak yang diberikan antara lain wajib pajak aktif, yaitu wajib pajak yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif dan menjalankan hak dan kewajiban perpajakan secara efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Selanjutnya, wajib pajak non efektif, yaitu wajib pajak yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif tetapi belum dilakukan penghapusan NPWP.

Kemudian, wajib pajak hapus, yaitu wajib pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai wajib pajak dan telah dilakukan penghapusan NPWP.

Baca Juga:
Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Ada pula wajib pajak aktivasi sementara, yaitu wajib pajak hapus yang statusnya diaktifkan sementara paling lama 1 bulan dalam rangka memenuhi hak dan kewajiban perpajakan. (SE-27/2020)

Untuk tetap dapat menjaga validitas dan kualitas dari master file wajib pajak, perlu adanya pembenahan data master file wajib pajak yang dilakukan secara berkala. Adapun pembenahan data master file wajib pajak adalah serangkaian kegiatan pemutakhiran data identitas wajib pajak dan atau pengusaha kena pajak (PKP).

Kegiatan yang dimaksud meliputi perekaman data atau perubahan data identitas wajib pajak atau PKP, updating data, termasuk permintaan kelengkapan data untuk melengkapi data master file wajib pajak atau PKP (Lampiran SE-60/2009).

Baca Juga:
DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Perekaman data wajib pajak/PKP atau updating data master file wajib pajak dilakukan oleh Seksi Pelayanan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi dengan menggunakan dokumen sumber. Pada Seksi Pelayanan, dokumen sumber yang digunakan berupa formulir perubahan data dan pindah wajib pajak dan/atau PKP atas permohonan wajib pajak atau PKP.

Kemudian, pada Seksi Pengolahan Data Dan Informasi terdapat 4 dokumen sumber yang dapat digunakan. Pertama, perubahan data identitas wajib pajak yang disampaikan oleh wajib pajak bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan. Kedua, data identitas wajib pajak atau PKP hasil pemeriksaan.

Ketiga, data identitas wajib pajak atau PKP hasil penelitian. Keempat, formulir kelengkapan data identitas wajib pajak atau PKP yang dikirimkan oleh wajib pajak atas permintaan account representative (AR).

Simpulan

INTINYA master file wajib pajak adalah database yang memuat semua data informasi wajib pajak. Informasi tersebut terdiri atas daftar semua jenis pajak yang terutang, riwayat pelaporan dan pembayaran dari setiap jenis pajak, dan informasi umum lainnya seperti nama, alamat, dan kegiatan bisnis wajib pajak. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Diskon Tiket Pesawat Ada Lagi Saat Lebaran, Upaya Kendalikan Inflasi

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan