Profesional DDTC bersama mahasiswa S2 Internasional Tax Law full-time program 2019/2020 dari berbagai negara.
SEPTEMBER identik dengan tahun ajaran baru perkuliahan. Hal tersebut juga berlaku bagi dua profesional DDTC Manager Tax Compliance & Litigation Services Anggi P.I. Tambunan dan Specialist of Transfer Pricing Services Rahmat Muttaqin.
Keduanya tiba di Vienna, Austria pada awal September ini untuk melanjutkan studi S2 International Tax Law full-time program di Vienna University of Economics and Business (WU) tahun ajaran 2019/2020 dengan beasiswa penuh dari DDTC.
Program studi S2 International Tax Law ini merupakan kerjasama antara WU dan Akademie der Steuerberater und Wirtschaftsprüfer (Akademie), sebagai lembaga ternama di Vienna yang memiliki rekam jejak baik di bidang pelatihan dan pendidikan. Hal ini juga didukung oleh para pengajar yang berkelas internasional serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar lebih maksimal.
Full-time program 2019/2020 berisikan 29 orang mahasiswa, termasuk Anggi dan Rahmat. Peserta program berasal dari berbagai negara seperti Brazil, Bolivia, Turki, Serbia, Belgia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Peru, India, Kosta Rika, Panama, Perancis, Kanada, Belarusia, dan tentunya Indonesia.
Peserta program juga berasal dari berbagai latar belakang dan profesi, mulai dari tax lawyer, konsultan, peneliti pajak, hingga otoritas pajak.
Christian dari Bolivia menuturkan program yang ditawarkan oleh WU merupakan salah satu program International Tax Law terbaik di dunia dengan konsentrasi sistem pajak di berbagai negara dan update terkini di level internasional.
Terlebih lagi, Bolivia bukan merupakan negara yang tergabung dalam OECD/G20 Inclusive Framework on BEPS. Dengan demikian, WU merupakan tempat yang tepat untuk mendalami dan update isu pajak internasional.
Emre yang merupakan otoritas pajak dari Turki juga menjelaskan keikutsertaannya dalam program International Tax Law ini merupakan salah satu cara bagi otoritas pajak Turki dalam memformulasikan kebijakan untuk menghadapi fenomena perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat.
Lebih lanjut, kurikulum perkuliahan terdiri atas 90 satuan kredit yang terbagi dalam beberapa blocks. Pertama, principles of selected tax systems. Kedua, tax treaty law. Ketiga, international tax planning. Keempat, tax law of the EU. Kelima, anti-avoidance measures. Keenam, international tax policy. Ketujuh, supplementary courses. Kedelapan, master thesis.
Topik tesis yang diangkat untuk full-time program 2019/2020 adalah Hybrid Entities in Tax Treaty Law. Dengan demikian ke-29 peserta akan mengangkat Hybrid Entities sebagai topik besar, dengan sub-topik yang masing-masing berbeda. Bagi peserta yang dapat menyelesaikan perkuliahan selama satu tahun dan master thesis, berhak atas gelar LL.M. Int Tax.
Beasiswa penuh S2 ke luar negeri ini bukan merupakan pertama kalinya dilakukan oleh DDTC. Sebelum Anggi dan Rahmat, DDTC telah memberangkatkan beberapa orang profesionalnya untuk menempuh studi S2 di luar negeri.
Profesional DDTC yang dimaksud adalah Partner Research and Training Services B. Bawono Kristiaji, Partner Transfer Pricing Services Romi Irawan, Senior Manager Tax Compliance & Litigation Services Deborah, Senior Manager Transfer Pricing Services Yusuf Wangko Ngantung, dan Senior Manager Tax Compliance & Litigation Services Ganda C. Tobing.
Keberangkatan mereka merupakan bagian dari program Human Resource Program Development (HRDP) yang selalu diberikan oleh DDTC kepada para profesionalnya untuk mengikuti berbagai pelatihan, kursus, hingga studi lanjut S2 di berbagai instansi maupun universitas ternama di dalam maupun luar negeri. (Kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.