Selain menjadi salah satu sumber penerimaan suatu negara, pajak perdagangan internasional bisa menjadi alat pemerintah untuk mengatur volume ekspor dan impor sehingga berdampak terhadap kinerja neraca perdagangan.
Menurut World Bank, pajak perdagangan internasional mencakup pendapatan bea masuk dan bea keluar, laba monopoli ekspor dan impor, laba penukaran (exchange profits), serta pajak penukaran (exchange taxes).
Tabel berikut memperlihatkan kontribusi pajak perdagangan internasional terhadap penerimaan negara dari negara-negara di Asia tahun 2018. Penerimaan negara mencakup penerimaan negara bukan pajak (PNBP) ditambah penerimaan perpajakan.
Tabel Kontribusi Pajak Perdagangan Internasional di Asia Tahun 2018 (% terhadap Total Penerimaan Negara)
Sumber: World Bank Open Data
Kontribusi pajak perdagangan internasional untuk Filipina, Kazakstan, dan Sri Lanka terbilang besar, masing-masing 20,9%, 18,8%, dan 17,7%. Di lain pihak, kontribusi pajak perdagangan internasional Jepang, Korea Selatan, dan Timor Leste di bawah 2%.
Besarnya kontribusi pajak perdagangan internasional menyiratkan penerimaan yang berasal dari perpajakan cenderung mendominasi struktur penerimaan negara. Contoh, PNBP Filipina ternyata kurang dari 10% ketimbang penerimaan perpajakannya.
Sedangkan di Jepang, sebagian besar penerimaan pajak disumbang dari kontribusi jaminan sosial dan PPh Orang Pribadi. Dengan demikian, kontribusi pajak perdagangan internasional umumnya sangat dipengaruhi struktur dan kontribusi jenis pajak lainnya.
Selain itu, kontribusi pajak perdagangan internasional terhadap penerimaan juga memperlihatkan sejauh mana suatu negara mendorong aktivitas ekspor-impor. Negara-negara maju relatif tidak bergantung dengan pajak perdagangan internasional.
Tidak mengherankan bila kontribusi pajak perdagangan internasional terhadap penerimaan pajak menunjukkan tren penurunan secara global. Ini juga turut dipengaruhi kehadiran World Trade Organization (WTO) yang terus mengurangi hambatan perdagangan global.
Kontribusi pajak perdagangan internasional Indonesia juga terbilang kecil dibandingkan dengan rata-rata dunia sebesar 3,5%. Meski begitu, capaian Indonesia ini masih lebih tinggi ketimbang negara-negara anggota OECD sebesar 1,1%.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.