BINCANG ACADEMY

Penyusutan Secara Fiskal Sesuai Masa Manfaatnya, Bagaimana Caranya?

Redaksi DDTCNews | Senin, 09 Januari 2023 | 14:30 WIB

Bincang Academy bersama Kania Dara Asti.

JAKARTA, DDTCNews - Pengeluaran untuk aktiva berwujud maupun tak berwujud dengan masa manfaat lebih dari 1 tahun tidak dapat dibebankan sekaligus. Sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia, atas pengeluaran tersebut dilakukan depresiasi atau amortisasi selama masa manfaatnya.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 11 dan Pasal 11a UU Pajak Penghasilan (PPh) s.t.t.d. UU HPP, masa manfaat atas beberapa kelompok aktiva telah ditentukan. Meskipun demikian, atas aktiva dengan masa manfaat lebih dari 20 tahun dapat dilakukan depresiasi atau amortisasi sesuai dengan masa manfaatnya. Hal ini lebih lanjut diatur dalam beleid yang baru terbit, yaitu Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2022 (PP 55/2022).

Bagaimana ketentuan terbaru termasuk dalam PP 55/2022 mengatur depresiasi dan amortisasi termasuk atas aktiva dengan masa manfaat lebih dari 20 tahun? Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan terkait hal tersebut oleh wajib pajak?

Saksikan Bincang Academy bersama Kania Dara Asti dengan pembahasan mengenai depresiasi/penyusutan dan amortisasi sesuai ketentuan terbaru termasuk ketika wajib pajak memilih menyusutkan sesuai masa manfaat yang sebenarnya.

Tonton videonya di link berikut:

https://youtu.be/2drhmECRaIs

Gabung grup Whatsapp DDTC Academy untuk mendapatkan informasi pelatihan pajak dan berdiskusi pajak dengan member DDTC Academy lainnya. Jangan lupa, subscribe akun YouTube DDTC Indonesia untuk mendapatkan berbagai ilmu perpajakan secara gratis! (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sudah Ada Banyak Insentif Pajak, DJP Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:10 WIB PELATIHAN PROFESI PAJAK INTERNASIONAL

Fasilitasi Kursus Sertifikasi ADIT, DDTC Raih Pengakuan Internasional

Rabu, 09 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

UMKM Masih Punya 2 Opsi Penghitungan Pajak Pasca-PPh Final 0,5 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen