Taman Legoland di Johor Baru, Malaysia. Pelaku usaha taman hiburan meminta pemerintah menghapus pajak hiburan yang bertarif 25% untuk memulihkan usahanya setelah tertekan akibat pandemi virus Corona. (Foto: legoland.com/my)
KUALA LUMPUR, DDTCNews - Pelaku usaha taman hiburan meminta pemerintah menghapus pajak hiburan yang bertarif 25% untuk memulihkan usahanya setelah tertekan akibat pandemi virus Corona.
Presiden Asosiasi Taman Hiburan dan Atraksi Keluarga Malaysia (Malaysian Association of Amusement Theme Park and Family Attractions/MAATFA) Tan Sri Richard CK Koh mengatakan penghapusan pajak akan membuat harga jual tiket lebih murah.
Jika tidak ada insentif pajak, dia memperkirakan industri taman hiburan dan atraksi tidak akan mampu bertahan dalam satu tahun. "Ini diharapkan mendorong kelas menengah dan bawah datang ke taman kami karena mereka mampu membeli tiketnya," katanya seperti dikutip Kamis (24/9/2020).
Richard mengatakan pelaku usaha taman hiburan telah menambah berbagai permainan dan layanan demi menarik minat pengunjung. Beberapa di antara anggotanya bahkan menawarkan diskon yang agresif demi meramaikan tempat usahanya.
Menurut Richard, pandemi virus Corona menyebabkan usaha taman hiburan hanya bisa mengandalkan kunjungan wisatawan lokal. Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan sebelum ada wabah, saat banyak wisatawan mancanegara datang meramaikan taman hiburan.
Saat ini, dia menilai beberapa wisatawan lokal mulai mendatangi taman hiburan. Namun, jumlahnya masih jauh dari target karena tidak semua penduduk merasa nyaman memulai perjalanan mereka.
Penurunan jumlah pengunjung itu terjadi baik pada taman hiburan indoor maupun outdoor. Oleh karena itu, pemulihan sektor usaha taman hiburan perlu didukung dengan insentif pajak.
Richard berharap warga Malaysia terus mendukung pemulihan sektor hiburan dengan mendatangi taman-taman hiburan bersama keluarga, dan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat.
Menurutnya taman-taman hiburan di Malaysia telah menerapkan prosedur kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran virus Corona. "Kami memiliki banyak harta karun di Malaysia, terutama di Sabah dan Sarawak," ujarnya, dilansir dari themalaysianreserve.com. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.