INDIA

P3B 2 Negara Ini Belum Jelas, Modal Asing yang Keluar Bakal Melonjak

Redaksi DDTCNews | Senin, 15 April 2024 | 09:30 WIB
P3B 2 Negara Ini Belum Jelas, Modal Asing yang Keluar Bakal Melonjak

Ilustrasi.

NEW DELHI, DDTCNews - Ketegangan Israel-Iran yang sedang berlangsung dan ketidakpastian perihal persetujuan penghindaran pajak berganda (P3B) India-Mauritius berpotensi meningkatkan arus keluar investasi portofolio asing pada pekan ini.

Pada Jumat (12/4/2024), investor asing atau foreign portfolio investment (FPI) melakukan penjualan besar-besaran pada ekuitas hingga 80,02 miliar rupee atau Rp15,42 triliun menyusul kekhawatiran adanya amendemen P3B antara India-Mauritius.

“Beberapa hari mendatang akan sulit bagi FPI karena mungkin akan terjadi lebih banyak arus keluar,” kata Kepala Strategi Investasi Geojit Financial Services VK Vijayakumar seperti dikutip dari thehindubusinessline.com, Senin (15/4/2024).

Baca Juga:
Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Meski demikian, lanjut Vijayakumar, sebagian besar penjualan FPI itu akan diserap di dalam negeri mengingat domestic institutional investors (DII) memiliki likuiditas yang sangat besar. Mereka juga sangat optimistis terhadap pasar India.

Dia menjelaskan bahwa perubahan terbaru pada P3B India-Mauritius akan menghalangi masuknya FPI dalam waktu dekat atau sampai dengan adanya kejelasan terkait dengan perincian perjanjian baru tersebut.

India dan Mauritius sebelumnya menyetujui protokol untuk merevisi P3B dengan memperkenalkan ketentuan a provision of principal purpose test (PPT) yang mengharuskan FPI atau investor lain yang berbasis di Mauritius harus memiliki alasan komersial untuk berada di Mauritius.

Baca Juga:
Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Selain itu, Vijayakumar memandang situasi geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, terutama akibat adanya ketegangan antara Iran dan Israel juga diperkirakan akan membuat pasar gelisah dalam waktu dekat.

Tak hanya itu, inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di AS telah menghancurkan harapan The Fed untuk tiga kali kenaikan suku bunga pada tahun 2024. Kini, pasar memperkirakan hanya akan 2 kali penurunan suku bunga pada akhir tahun ini.

Akibatnya, lanjut Vijayakumar, imbal hasil obligasi 10 tahun melonjak menjadi 4,52%, memicu lebih banyak arus keluar FPI dari negara berkembang seperti India. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi