LAPORAN OECD

OECD Proyeksikan Pajak Minimum Global Tambah Penerimaan US$220 Miliar

Muhamad Wildan | Jumat, 20 Januari 2023 | 11:00 WIB
OECD Proyeksikan Pajak Minimum Global Tambah Penerimaan US$220 Miliar

Ekonom OECD Ana Cinta Gonzalez Cabral saat memberikan paparan.

PARIS, DDTCNews - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan implementasi pajak minimum global sesuai dengan Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) akan menghasilkan tambahan penerimaan pajak senilai US$220 miliar.

Potensi tambahan penerimaan dari pajak minimum global diestimasikan masih bisa lebih tinggi dari US$220 miliar. Sebab, masih terdapat beberapa aspek yang belum diperhitungkan dalam proyeksi OECD tersebut.

"Proyeksi kami masih belum memperhitungkan laba yang kurang dipajaki di yurisdiksi dengan tarif pajak di atas tarif efektif 15%," ujar ekonom OECD Ana Cinta Gonzalez Cabral, dikutip pada Jumat (20/1/2023).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Cabral menjelaskan terdapat beberapa yurisdiksi dengan tarif pajak yang tinggi yang memberikan insentif pajak kepada perusahaan multinasional. Insentif tersebut menekan tarif pajak efektif menjadi lebih rendah dari 15%.

"Contoh, terdapat beberapa yurisdiksi yang memiliki IP regime. Secara rata-rata, perusahaan dikenai pajak dengan tarif efektif di atas 15%. Namun, terdapat segelintir di antaranya yang menanggung pajak di bawah 15%," ujarnya.

Dalam proyeksi yang dirilis kali ini, OECD hanya mempertimbangkan penghasilan-penghasilan yang kurang dipajaki yang berlokasi di yurisdiksi bertarif pajak rendah dengan tarif efektif di bawah 15%.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selanjutnya, proyeksi yang diterbitkan oleh OECD kali ini juga masih belum mempertimbangkan penerapan pajak minimum domestik atas qualified domestic minimum top-up tax (QDMTT).

Bila QDMTT diterapkan oleh mayoritas yurisdiksi, potensi tambahan penerimaan pajak akan beralih dari yurisdiksi ultimate parent entity (UPE) ke yurisdiksi yang memilih untuk memberlakukan QDMTT tersebut.

Sebagai informasi, pajak minimum global dengan tarif 15% berlaku atas perusahaan multinasional dengan di atas €750 juta. Pajak minimum global berlaku sebagai common approach. Artinya, setiap yurisdiksi perlu mengadopsi pajak minimum melalui ketentuan domestiknya masing-masing.

Bila tarif pajak efektif perusahaan multinasional pada suatu yurisdiksi tak mencapai 15% maka top-up tax berhak dikenakan oleh yurisdiksi tempat korporasi multinasional bermarkas. Pengenaan top-up tax dilakukan berdasarkan income inclusion rule (IIR). (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN