INGGRIS

Meski Defisit Rendah, Inggris Bersikeras Tak Pangkas Tarif Pajak

Muhamad Wildan | Jumat, 25 Agustus 2023 | 17:45 WIB
Meski Defisit Rendah, Inggris Bersikeras Tak Pangkas Tarif Pajak

Ilustrasi.

LONDON, DDTCNews - Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengatakan pemerintah Inggris tidak berencana untuk memangkas tarif pajak meski postur anggaran 2023-2024 ternyata lebih baik dari perkiraan awal.

Hunt mengatakan pajak masih diperlukan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang baik utang tahun berjalan maupun utang yang telah ditarik pada tahun-tahun sebelumnya.

"Seiring dengan melambatnya inflasi, penting bagi kita untuk tidak mengubah kebijakan dan senantiasa bertanggung jawab dalam mengelola keuangan publik. Dengan berpegang teguh pada rencana awal, kita akan mampu menekan laju inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi utang," ujar Hunt, dikutip Jumat (25/8/2023).

Baca Juga:
Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Menurut pemerintah, posisi utang yang saat ini mencapai £2,6 triliun atau setara dengan 98,5% dari PDB harus terus ditekan. Dengan terus dinaikkannya suku bunga acuan oleh bank sentral, penerimaan pajak yang tinggi masih diperlukan untuk membayar pokok utang beserta bunganya.

Pada Juli 2023, penerimaan pajak tercatat lebih tinggi dari perkiraan sehingga defisit pada bulan tersebut hanya senilai £4,3 miliar, lebih rendah dari perkiraan Office for Budget Responsibility yang senilai £6 miliar.

Adapun total utang yang ditarik pada April hingga Juli 2024 tercatat senilai £56,6 miliar, lebih rendah dari proyeksi Office for Budget Responsibility senilai £60 miliar.

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Untuk diketahui, pemerintah Inggris mendapatkan tekanan dari Partai Konservatif untuk segera memangkas tarif pajak menjelang pemilu yang digelar pada 2025.

Anggota parlemen dari Partai Konservatif John Redwood mengatakan pemerintah perlu meningkatkan threshold pengusaha kena pajak (PKP) guna memberikan keringanan kepada usaha mikro dan kecil tanpa menimbulkan lonjakan inflasi.

Lebih lanjut, anggota parlemen dari Partai Konservatif David Jones mengatakan turunnya penarikan pinjaman menunjukkan bahwa pemerintah memiliki ruang fiskal untuk menurunkan tarif pajak.

"Pemerintah perlu mengurangi tarif PPh orang pribadi dan meninjau kembali tarif PPh badan untuk menstimulasi perekonomian," ujar Jones seperti dilansir ft.com. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

Selasa, 24 Desember 2024 | 12:50 WIB STATISTIK TARIF PAJAK

Beban Pajak Perseroan dengan Pemegang Saham Orang Pribadi di Indonesia

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra