Kantor Bank Indonesia (foto: Antara)
JAKARTA, DDTCNews—Bank Indonesia mengindikasikan adanya penurunan pertumbuhan kredit baru pada kuartal II/2020 ini lantaran saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal II/2020 minus 33,9%.
Berdasarkan survei perbankan dari Bank Indonesia (BI), SBT permintaan kredit kuartal dua tahun ini berbanding terbalik ketimbang SBT kuartal I/2020 yang masih naik 24,3% maupun SBT kuartal II/2019 yang tumbuh 78%.
“Penurunan pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis kredit dengan penurunan terdalam pada jenis kredit investasi yang terindikasi dari penurunan SBT yang -75,1 dari kuartal sebelumnya tumbuh 15%,” sebut BI, Jumat (17/7/2020).
Penurunan kredit juga dialami dari kredit konsumsi dan modal kerja. Untuk konsumsi, SBT kuartal II/2020 menjadi -68,6% dari kuartal sebelumnya -7,6%. Sementara itu, kredit modal kerja menjadi -19,5% dari sebelumnya 16,7%.
Namun, kebijakan kredit kuartal III/2020 ini diprediksi akan lebih longgar. Hal ini terindikasi dari indeks lending standard (ILS) yang diperkirakan mencapai 3,9% pada kuartal III/2020, atau lebih rendah dari ILS kuartal II/2020 sebesar 34,4%.
"Kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar kuartal III/2020 di antaranya plafon kredit, agunan, dan jangka waktu kredit. Di lain pihak, premi kredit berisiko dan perjanjian kredit diperkirakan akan lebih ketat pada kuartal III/2020," tulis BI.
Dengan skema kebijakan kredit yang lebih longgar ini, kredit baru pada kuartal III/2020 diperkirakan akan meningkat secara kuartalan dengan SBT perkiraan permintaan kredit baru sebesar 50,4% pada kuartal III/2020.
Responden dari survei perbankan mengaku akan memprioritaskan kredit modal kerja, diikuti dengan kredit investasi dan kredit konsumsi. Kredit kepemilikan rumah masih akan menjadi prioritas, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Tahun ini, hasil survei mengindikasikan pertumbuhan kredit lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Responden memperkirakan kinerja kredit tahun ini hanya tumbuh 2,5% (yoy), lebih rendah dari 2019 yang mencapai 6,1% (yoy). (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.