Founder DDTC Darussalam (kiri) dalam sesi sharing session dan bedah buku pada KAFEB Talk X DDTC di UNS Tower, Senin (20/5/2024). Dosen FEB UNS Taufiq Arifin (kiri) hadir sebagai moderator.
SURAKARTA, DDTCNews - Dalam acara KAFEB Talk X DDTC, Founder DDTC Darussalam berbagi pengetahuan mengenai pajak serta pengalaman berkarier. Dalam kesempatan tersebut, dia memberikan motivasi kepada lebih dari 460 mahasiswa UNS yang hadir.
Darussalam mengatakan pajak mendominasi pendapatan negara. Namun, kinerja tax ratio masih belum optimal. Selain itu, rasio jumlah pegawai pajak terhadap jumlah penduduk sekitar 1:6.085. Kemudian, rasio konsultan pajak terhadap jumlah penduduk di Indonesia masih sekitar 1:41.955.
“Dalam konteks ini, peluang karier di dunia pajak masih terbuka lebar. Baik menjadi pegawai pajak di pemerintahan, konsultan pajak, atau konsultan pajak di sebuah perusahaan,” ujarnya di UNS Tower, Senin (20/5/2024). Simak ‘Perkuat Kerja Sama Pendidikan Pajak, FEB UNS dan DDTC Teken MOA’.
Darussalam mengatakan peluang karier pada bidang pajak makin luas karena pajak merupakan multidisplin ilmu. Jasa perpajakan mencakup banyak kegiatan yang berbeda. Oleh karena itu, pengerjaannya dapat dilakukan oleh para profesional dengan kualifikasi yang berbeda.
Di tengah era digitalisasi, sambung Darussalam, muncul profesi taxologist yang menggabungkan pajak dengan teknologi. Menurutnya, profesi ini juga berpotensi banyak dicari pada masa mendatang. Perguruan tinggi juga perlu berpikir mengenai prospek profesi tersebut.
Untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang, menurutnya, perlu perubahan paradigma pembelajaran pajak. Dalam konteks ini, diperlukan pula redesain kurikulum perguruan tinggi di Indonesia.
Pertama, mempelajari pajak sebagai multidisplin ilmu. Kedua, mempelajari pajak dengan perbandingan negara lain. Ketiga, mempelajari pajak dengan studi kasus. Keempat, meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar pajak yang berasal dari luar otoritas. Kelima, membangun kolaborasi akademisi dan praktisi sehingga link and match dapat terwujud.
Dalam acara tersebut, Darussalam berbagi pengalaman berkarier pada profesi konsultan pajak dengan mendirikan DDTC. Darussalam mengajak para mahasiswa untuk tidak takut bermimpi. Namun tidak berhenti sampai bermimpi, setiap orang perlu untuk bangun dan melakukan aksi.
Darussalam mengatakan kunci penting yang selama ini dilakukan adalah membaca, menulis, dan mempublikasikan. Alumnus berprestasi dari FEB UNS itu mengatakan kegiatan membaca merupakan awal yang penting. Terlebih, pajak merupakan multidisplin ilmu.
“Awali dengan membaca. Today a reader, tomorrow a leader,” ujar Darussalam.
Setelah membaca, setiap orang perlu menulis dan mempublikasikannya. Hingga saat ini, DDTC telah menerbitkan 24 buku. Profesional DDTC juga telah berkontribusi pada puluhan publikasi domestik dan internasional. Simak ‘Dalami Pajak, Buku Baru Terbitan DDTC Ini Penting Jadi Bekal Awal’.
Selain sebagai bentuk sharing knowledge, publikasi tulisan juga dapat berdampak positif pada pengenalan publik terhadap penulis. Terlebih, pada era digital, tulisan yang berada pada ‘halaman pertama’ mesin pencarian akan turut meningkatkan branding.
“Jadi, saat bertemu dengan orang baru, tidak lagi ada pertanyaan siapa Anda? Orang justru bisa bilang, saya kenal Anda karena saya sering baca tulisan Anda,” kata Darussalam.
Selain itu, Darussalam juga mengingatkan untuk tidak lupa berbagi. DDTC, sambungnya, mempunyai program Human Resource Program Development (HRDP). Program ini diberikan oleh DDTC kepada para profesionalnya untuk mengikuti berbagai pelatihan, kursus, sertifikasi, hingga studi lanjut S2 di berbagai instansi maupun universitas ternama di dalam maupun luar negeri.
Konsekuensi logis dari konsistensi berbagai kegiatan tersebut, DDTC sudah berhasil mendapat beragam penghargaan. Beberapa di antaranya adalah Pro Bono Firm of the Year dari International Tax Review (ITR) dalam ajang Asia-Pacific Tax Awards 2022. Pada 2021, DDTC juga memenangkan penghargaan Indonesia Transfer Pricing Firm of the Year.
Darussalam berharap lulusan FEB UNS memiliki kualitas yang baik dan dapat terus berkontribusi untuk Indonesia. Terlebih, alumni FEB UNS yang tergabung dalam KAFEB juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas lulusan dan institusi FEB UNS.
Berdasarkan pada The QS World University Rankings pada 2024, FEB UNS menduduki peringkat ke-4 terbaik untuk jurusan ekonomi di Indonesia. Kemudian, dalam pemeringkatan Webometrics pada Januari 2024, UNS menempati posisi ke-7 di Indonesia. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.