Suasana konferensi pers BPS, Rabu (15/8/2018). (DDTCNews-Doni Agus Setiawan)
JAKARTA, DDTCNews – Setelah sempat surplus pada Juni 2018, neraca perdagangan Indonesia kembali defisit pada bulan lalu. Nilai defisitnya pun mencapai posisi bulanan tertinggi sepanjang tahun berjalan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan defisit neraca perdagangan pada Juli senilai US$2,03 miliar. Nilai ekspor tercatat senilai US$16,24 miliar. Sementara, impor pada bulan lalu masih lebih besar dengan nilai US$18,27 miliar.
“Defisit neraca perdagangan pada Juli 2018 disebabkan defisit baik dari sisi migas maupun nonmigas,” ujarnya saat konferensi pers, Rabu (15/8/2018).
Neraca perdagangan migas mencatatkan defisit US$1,19 miliar dengan nilai ekspor US$1,43 miliar dan impor senilai US$2,62 miliar. Sementara, neraca perdagangan nonmigas tercatat defisit US$0,84 miliar dengan nilai ekspor US$14,81 miliar dan impor senilai US$15,66 miliar.
Performa perdagangan tersebut membuat capaian neraca sepanjang Januari-Juli 2018 tercatat defisit US$3,09 miliar. Padahal, pada periode yang sama pada tahun lalu, Indonesia mengalami surplus neraca hingga US$7,39 miliar.
"Saya cukup sedih lihat defisitnya cukup dalam bulan ini,” tutur Suhariyanto. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.