KONSULTASI PAJAK

Bagaimana Aturan PPN atas Penyerahan Emas Perhiasan Produksi Sendiri?

Kamis, 08 Juni 2023 | 14:50 WIB
Bagaimana Aturan PPN atas Penyerahan Emas Perhiasan Produksi Sendiri?

Syadesa Anida Herdona,
DDTC Fiscal Research and Advisory.

Pertanyaan:

PERKENALKAN, saya Tri. Saya adalah seorang wirausaha yang bergerak di bidang emas perhiasan. Saya telah sejak lama memproduksi sendiri emas perhiasan dan menjualnya, baik ke pedagang emas perhiasan maupun konsumen akhir.

Saya mendengar bahwa terdapat aturan baru yang mengatur mengenai perlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) atas penyerahan emas perhiasan. Seperti apa mekanismenya dan apa perbedaannya dengan ketentuan sebelumnya? Mohon penjelasannya. Terima kasih

Tri, Bandung.

Jawaban:

TERIMA kasih atas pertanyaanya Ibu Tri. Sebelumnya, ketentuan mengenai perlakuan PPN atas penyerahan emas perhiasan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 34/PMK.03/2014 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Emas Perhiasan (PMK 34/2014).

Dalam beleid tersebut diatur bahwa atas penyerahan emas perhiasan oleh pengusaha kena pajak (PKP) emas perhiasan terutang PPN dengan menggunakan dasar pengenaan pajak (DPP) nilai lain. Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 4 ayat (1) PMK 34/2014 yang berbunyi:

“(1) Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah Nilai Lain yang ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga jual Emas Perhiasan atau nilai penggantian.”

Sebagai contoh, penyerahan emas perhiasan dilakukan dengan nilai Rp100 juta. Besaran PPN terutang adalah sebagai berikut:

10% (tarif sebelum berlakunya UU HPP) x DPP
10% x (20% x Rp100 juta) = Rp2 juta

Aturan PPN atas penyerahan emas perhiasan dalam PMK 34/2014 kemudian diperbarui kembali dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan No. 48 Tahun 2023 tentang Pajak Penghasilan dan/atau Pajak Pertambahan Nilai atas Penjualan/Penyerahan Emas Perhiasan, Emas Batangan, Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, Batu Permata dan/atau Batu Lainnya yang Sejenis, serta Jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan, Emas Batangan, Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, dan/atau Batu Permata dan/atau Batu Lainnya yang Sejenis, yang Dilakukan oleh Pabrikan Emas Perhiasan, Pedagang Emas Perhiasan, dan/atau Pengusaha Emas Batangan (PMK 48/2023).

Dalam PMK 48/2023 terdapat pembagian antara PKP pabrikan emas perhiasan dan pedagang emas perhiasan. Pabrikan emas perhiasan adalah pengusaha yang menghasilkan emas perhiasan dan melakukan kegiatan jual beli emas perhiasan dan/atau penyerahan jasa yang terkait dengan emas perhiasan.

Di sisi lain, pedagang emas perhiasan adalah pengusaha yang melakukan kegiatan jual beli emas perhiasan dan/atau penyerahan jasa yang terkait dengan emas perhiasan. Apabila merujuk pada kedua definisi di atas, atas usaha yang Ibu jalani lebih cocok disebut sebagai pabrikan emas perhiasan.

Penentuan penggolongan PKP ini akan menentukan bagaimana perlakuan PPN atas penyerahan emas perhiasan selanjutnya. Secara garis besar, sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) PMK 48/2023, baik PKP pabrikan emas perhiasan maupun pedagang emas perhiasan yang melakukan penyerahan emas perhiasan wajib memungut dan menyetorkan PPN terutang dengan besaran tertentu.

Adapun ketentuan besaran tertentu penyerahan emas perhiasan oleh PKP pabrikan emas perhiasan diatur dalam Pasal 14 ayat (3) PMK 48/2023.

“(3) Besaran tertentu atas penyerahan Emas Perhiasan oleh Pengusaha Kena Pajak Pabrikan Emas Perhiasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu:

  1. sebesar 10% (sepuluh persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan Harga Jual, untuk penyerahan Emas Perhiasan hasil produksi sendiri kepada:
  1. Pabrikan Emas Perhiasan lainnya; dan/atau
  2. Pedagang Emas Perhiasan, atau
  1. sebesar 15% (lima belas persen) dari tarif Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dikalikan dengan Harga Jual, untuk penyerahan Emas Perhiasan hasil produksi sendiri kepada Konsumen Akhir.”

Berdasarkan pada ketentuan di atas, dapat dilihat terdapat perbedaan besaran tertentu atas penyerahan emas perhiasan yang dilakukan kepada pabrikan emas perhiasan lainnya dan/atau pedagang emas perhiasan juga konsumen akhir.

Sebagai contoh, untuk penyerahan emas perhiasan yang Ibu lakukan kepada pedagang emas perhiasan, PPN terutang dihitung sebagai berikut:

Besaran tertentu x DPP
(10% x 11%) x Rp100 juta = Rp1.100.000

Kemudian, untuk penyerahan emas perhiasan yang Ibu lakukan kepada konsumen akhir, PPN terutang dihitung sebagai berikut:

Besaran tertentu x DPP
(15% x 11%) x Rp100 juta = Rp1.650.000

Demikian jawaban kami. Semoga membantu.

Sebagai informasi, artikel Konsultasi Pajak hadir setiap pekan untuk menjawab pertanyaan terpilih dari pembaca setia DDTCNews. Bagi Anda yang ingin mengajukan pertanyaan, silakan mengirimkannya ke alamat surat elektronik [email protected].

(Disclaimer)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR

0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:30 WIB KPP MADYA DUA BANDUNG

Ada Coretax, Pembayaran dan Pelaporan Pajak Bakal Jadi Satu Rangkaian

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

BERITA PILIHAN