SINGAPURA

Anggota DPR Usulkan Penerapan Pajak Kekayaan dengan Tarif 0,5%-2%

Redaksi DDTCNews | Rabu, 03 November 2021 | 10:30 WIB
Anggota DPR Usulkan Penerapan Pajak Kekayaan dengan Tarif 0,5%-2%

Ilustrasi.

SINGAPURA, DDTCNews – Anggota Parlemen Partai Buruh Jamus Lim mengusulkan adanya pengenaan pajak kekayaan dengan tarif sebesar 0,5% sampai dengan 2% terhadap orang paling kaya di Singapura.

Lim menilai pengenaan pajak kekayaan dapat membantu mendiversifikasi sumber pendapatan negara. Selain itu, kebijakan tersebut juga dinilai dapat mereduksi ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan di tengah masyarakat.

“Meski sistem pajak Singapura secara keseluruhan bersifat progresif dengan orang kaya lebih banyak bayar pajak daripada yang miskin, tetapi seperempat dari pajak yang dikenakan bersifat regresif,” katanya dikutip dari straitstimes.com, Rabu (3/11/2021).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Lim menambahkan pajak kekayaan dapat mereduksi regresivitas dalam rezim pajak di Singapura secara keseluruhan. Untuk itu, ia mengusulkan pajak kekayaan dalam mosinya berjudul Perpajakan untuk Dinamika dan Keadilan Ekonomi Abad ke-21.

Menurutnya, memperkenalkan pajak kekayaan dapat menawarkan potensi manfaat tambahan untuk menurunkan tingkat ketimpangan secara keseluruhan di masyarakat, yang merupakan masalah nyata dan mendesak.

Dalam mosi tersebut, terdapat beberapa usulan besaran tarif yang terdiri dari tiga tarif berbeda. Tarif tersebut terdiri dari usulan pajak 0,5% untuk kekayaan bersih lebih dari US$10 juta, 1% untuk kekayaan di atas US$50 juta, dan 2% untuk kekayaan di atas US$1 miliar.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Lim juga menanggapi keberatan terkait dengan pajak kekayaan di antaranya seperti adanya peluang pajak berganda. Meski begitu, ia tetap berpandangan Ketidaksetaraan adalah masalah nyata dan mendesak untuk segera diatasi.

"Keyakinan tulus saya adalah kita semua, termasuk orang kaya, ingin hidup di dunia di mana kita semua dapat menyumbangkan bagian yang adil untuk menjadikannya tempat yang lebih baik, baik hari ini maupun untuk anak-anak kita," tuturnya. (vallen/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja