LAPORAN DDTC DARI INDIA

Aksi Unilateral Makin Marak Jelang Tenggat Pencapaian Konsensus Global

Redaksi DDTCNews | Kamis, 05 Desember 2019 | 18:24 WIB
Aksi Unilateral Makin Marak Jelang Tenggat Pencapaian Konsensus Global

Suasana konferensi. 

MUMBAI, DDTCNews – Prospek untuk mencapai kata sepakat dalam memajaki transaksi ekonomi digital masih menjadi agenda utama dari OECD/G20 melalui Task Force on Digital Economy. Namun, semakin banyak negara yang melakukan aksi unilateral dan tidak lagi menunggu konsensus global.

Hal tersebut diungkapkan oleh President International Fiscal Association (IFA) Murray Clayson saat memberikan sambutan dalam acara International Tax Conference. Menurutnya, tatanan perpajakan global tengah berada persimpangan jalan karena perkembangan ekonomi digital.

“Tiga hari pembahasan pokoknya adalah bagaimana arsitektur pajak internasional akan mengalami perubahan yang radikal,” pesannya melalui video dalam konferensi yang mengambil tema 'Global Tax Reform: An Ambitious Dream?' di ITC Maratha Hotel, Mumbai, Kamis (5/12/2019).

Baca Juga:
Gratis! Download 10 Buku Pajak yang Diterbitkan DDTC

Murray menuturkan perubahan besar lanskap perpajakan global tersebut dimulai dengan munculnya ide untuk menangkal penggerusan basis pajak dan pengalihan laba (Base Erosion and Profit Shifting/BEPS). Gaungnya semakin kuat pada saat ini dengan adanya tuntutan untuk menjawab tantangan dari ekonomi digital lintas yurisdiksi.

Dalam perkembangan terkini terdapat dua pilar yang digadang-gadang menjadi jawaban atas pemajakan ekonomi digital. Pilar pertama terdiri atas pendekatan baru untuk membagi hak pemajakan. Pilar kedua terkait dengan adanya tarif minimum yang berlaku secara global untuk transaksi ekonomi yang dilakukan di ranah digital.

Ambisi dan harapan OECD untuk mencapai konsensus global pada tahun depan, lanjut Murray, dihadapkan dengan realitas semakin banyaknya negara yang meluncurkan aksi unilateral dalam menjawab tantangan pemajakan dari ekonomi digital.

Baca Juga:
DDTC Rilis Buku SDSN UU KUP, PPh, dan PPN Terbaru Versi Bahasa Inggris

Kebijakan unilateral yang dilakukan oleh Inggris, India, Perancis, Meksiko, Kanada, dan Uganda menjadi sedikit contoh nyata adanya keputusan untuk menjalankan aksi sepihak dalam memajaki transaksi ekonomi digital.

“Inggris dan Uni Eropa sudah mempunyai proposal Digital Tax Services (DST). Untuk Inggris akan bersiap pada April 2020. Uni Eropa menyiapkan solusi jika tidak ada kesepakatan pada tahun depan," paparnya.

Namun, persoalan tidak akan berhenti pada titik kebijakan baru setiap negara dalam menghadapi raksasa digital seperti Google, Amazon, Facebook, dan Apple (GAFA). Kebijakan Amerika Serikat (AS) juga harus menjadi kalkulasi karena mulai munculnya langkah pembalasan dari pemerintahan Presiden Donald Trump kepada negara yang menerapkan pajak baru untuk perusahaan digital.

“Saat negara seperti Perancis dan Italia hendak melindungi basis pajaknya, muncul aksi provokasi dan pembalasan perdagangan dari AS, seperti kebijakan AS atas impor wine dari Prancis,” paparnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 09:12 WIB LITERATUR PAJAK

Gratis! Download 10 Buku Pajak yang Diterbitkan DDTC

Jumat, 20 Desember 2024 | 19:53 WIB BUKU PAJAK

Perkuat Literasi Pajak, 9 Buku DDTC Ini Bisa Diunduh Gratis!

Jumat, 20 Desember 2024 | 16:53 WIB INFOGRAFIS PAJAK

11 Barang Kebutuhan Pokok Bebas PPN Indonesia

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kantor Pajak Minta WP Tenang Kalau Didatangi Petugas, Ini Alasannya