AUSTRALIA

Ada 28 Ribu Kasus Penipuan Pajak, WP Diimbau Lebih Waspada

Redaksi DDTCNews | Jumat, 16 November 2018 | 10:11 WIB
Ada 28 Ribu Kasus Penipuan Pajak, WP Diimbau Lebih Waspada

CANBERRA, DDTCNews – Otoritas pajak Australia (Australian Taxation Office/ATO) telah menerbitkan peringatan tentang adanya penipuan melalui ATM Bitcoin untuk kepentingan pembayaran pajak. Peringatan ini timbul menjelang masa pelunasan tagihan pajak.

Asisten Komisaris ATO Kath Anderson mengatakan jumlah penipu (scammers) tahun ini meningkat signifikan. Karenanya otoritas pajak mengimbau seluruh wajib pajak Australia untuk lebih waspada terkait penipuan tersebut.

“November adalah waktu utama bagi penipu karena mereka tahu banyak orang memiliki tagihan pajak yang harus dilunasi. Warga harus waspada jika ada seseorang menghubungi dan menuntut pembayaran utang pajak fiktif,” ungkapnya di Canberra melansir Coin Telegraph, Kamis (15/11).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Sebelumnya, ATO juga telah memperingatkan wajib pajak atas adanya scammers yang mengklaim utang pajak fiktif mengatasnamakan ATO dan menuntut pembayaran pajak melalui cryptocurrency atau metode tidak lazim, termasuk pelunasan melalui gift card iTunes, visa prabayar hingga kartu kredit.

ATO mencatat lebih dari 28.000 upaya penipuan sejak 1 Juli hingga 14 November 2018 dengan total kerugian mencapai AUD1 juta (senilai Rp10,67 miliar). Pemerintah berharap seluruh wajib pajak agar tidak mudah tertipu dengan skema penipuan semacam ini.

Pada September lalu, ATO juga mendapat laporan ada wajib pajak yang tertipu AUD9.000 (senilai Rp96,02 juta) yang dibayar melalui metode virtual Bitcoin. Penipuan kali ini menggunakan komunikasi 3 arah meliputi wajib pajak sebagai korban, penipu sebagai petugas ATO dan penipu lainnya sebagai konsultan pajak langganan korban.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS

Penipu juga menggunakan teknik mengancam wajib pajak dengan sanksi hukuman penjara selama 5 tahun jika utang pajak sebanyak itu tidak segera dilunaskan. Ancaman hukuman penjara juga menjadi salah satu modus untuk menakut-nakuti wajib pajak.

Ketakutan ini menjadi faktor utama yang dimanfaatkan oleh para penipu agar wajib pajak segera melunasi utang pajak fiktif. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:01 WIB KURS PAJAK 16 OKTOBER 2024 - 22 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN