KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Ingin Redesain Program Kerja di Kemenkeu, Ini Alasannya

Dian Kurniati | Selasa, 23 Juni 2020 | 14:10 WIB
Sri Mulyani Ingin Redesain Program Kerja di Kemenkeu, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/6/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

JAKARTA, DDTCNews—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana meredesain program kerja di lingkungan Kementerian Keuangan pada 2021.

Rencana itu disampaikan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Selasa (23/6/2020). Menurutnya, penyusunan program kerja yang selama ini berdasarkan unit eselon I sudah tidak efektif.

"Kami ingin redesain menjadi lima program berdasarkan fungsi di APBN," katanya.

Baca Juga:
Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Lima program yang dimaksud Menkeu tersebut antara lain program kebijakan fiskal, program penerimaan negara, program belanja negara, program kekayaan negara, dan program dukungan manajemen.

Sri Mulyani menjelaskan program kerja di Kemenkeu selama ini terbagi dalam 12 poin yang mencerminkan jumlah unit eselon I. Dengan konsep tersebut, tiap unit eselon I bekerja sesuai dengan fungsi yang diamanatkan.

Misal, Ditjen Pajak (DJP) selama ini hanya fokus dengan program di unit eselonnya. Begitu juga dengan 11 unit eselon I lainnya. Menurut Menkeu, masing-masing unit eselon I seolah bekerja secara terpisah.

Baca Juga:
Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

“Untuk itu, [redesain program kerja] ini dilakukan agar APBN di Kementerian Keuangan tidak terkotak-kotak di eselon I, tapi dia menjadi satu pooling,” ujarnya.

Dengan skema program yang baru, beberapa unit eselon I bisa saling bekerja sama dengan lebih fleksibel. Misal, Ditjen Bea dan Cukai bersinergi dengan DJP dalam hal penerimaan negara. Beberapa pegawai bisa saja diarahkan untuk bekerja secara fleksibel.

Demikian pula jika Ditjen Kekayaan Negara (DJKN) ingin merapikan data kekayaan negara dan membutuhkan bantuan unit eselon I lainnya. Proses sinergi pun dapat dilakukan dengan lebih mudah. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

25 Juni 2020 | 00:32 WIB

SEBAIKNYA BUAT DESIGN TTG KELEMBAGAAN ... SPT BADAN PENERIMAAN NEGARA TERSENDIRI ..MK PERLU BT REFORMASI PERPAJAKN SCR MENYELURUH..MASIH BANYAK YG KURANG SINKRON ...ANATAR ATURAN SATU DAN LAINNYA...MALAH KECENDERUNGAN COMOTAN DLM KEBIJAKAN.. BUKAN WHOLE SYSTEM YANG CERDAS..

25 Juni 2020 | 00:29 WIB

JELAS DATA PBB DAN AGRARIA BELUM DPT TERAKSES.... BELUM NOTA TRANSAKSI DAGANG DI LEMBAGA HUKUM ... MINUTA ..DI SYAHBANDAR TTG BONGKAR MUAT BARANG DIPELABUHAN DLL .. FISKAL LN (YG DIHAPUS) .. SUSAH LACAKNYA... MASIH BANYAK UNDERGROUND EKONOMI.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Maret 2024: Pemerintah Rilis Ketentuan Baru terkait Akuntansi Koperasi

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jamin Stimulus Ekonomi Efektif, Birokrasi Penyaluran Perlu Dipermudah