PP 74/2021

Sebulan Lagi, Tarif PPnBM 0% untuk Mobil Listrik Berlaku

Dian Kurniati | Kamis, 16 September 2021 | 11:30 WIB
Sebulan Lagi, Tarif PPnBM 0% untuk Mobil Listrik Berlaku

Presiden Joko Widodo meninjau sebuah kendaraan listrik dan alat pengisi daya baterainya saat meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto/Handout/wsj.

JAKARTA, DDTCNews - Aturan baru mengenai tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan listrik mulai berlaku per 16 Oktober 2021 mendatang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Pemerintah (PP) 74/2021 menyatakan pemberian tarif PPnBM atas mobil listrik diberlakukan untuk mendukung percepatan penurunan emisi gas buang yang bersumber dari kendaraan bermotor. PP 74/2021 merevisi PP terkait dengan pengenaan PPnBM kendaraan bermotor sebelumnya, yakni PP 73/2019.

"Peraturan pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16 Oktober 2021," bunyi beleid tersebut, dikutip Kamis (16/9/2021).

Baca Juga:
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

PP 74/2021 mengatur kendaraan bermotor dengan teknologi battery electric vehicles dan fuel cell electric vehicles akan dikenakan PPnBM 15% dengan dasar pengenaan pajak (DPP) 0% dari harga jual.

Sementara pada jenis kendaraan lainnya, terdapat perubahan dibandingkan dengan PP 73/2019. Pada beleid yang lama, kendaraan bermotor berteknologi plug-in hybrid electric vehicles juga mendapatkan perlakuan pajak yang sama.

Dengan PP 74/2021, diatur DPP kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi full hybrid naik dari 13,33% menjadi 40% dari harga jual. Tarif PPnBM sebesar 15% atas DPP PPnBM sebesar 40% dikenakan atas kendaraan bermotor full hybrid berkapasitas hingga 3.000 cc dengan konsumsi BBM lebih dari 23 km/liter atau tingkat emisi CO2 kurang dari 100 gr/km.

Baca Juga:
Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Pemerintah juga menaikkan DPP PPnBM kendaraan bermotor full hybrid dari yang awalnya sebesar 33,33% dari harga jual menjadi 46,66% dari harga jual. Adapun tarif PPnBM yang dikenakan masih tetap, yakni sebesar 15%.

Tarif dan DPP PPnBM tersebut berlaku atas kendaraan bermotor full hybrid berkapasitas silinder sampai 3.000 cc dengan konsumsi BBM lebih dari 18,4 km/liter hingga 23 km/liter atau memiliki tingkat emisi CO2 mulai dari 100 gr/km hingga 125 gr/km.

Sementara pada kendaraan berteknologi plug-in hybrid electric vehicles, PPnBM yang dikenakan yakni sebesar 15% dengan DPP sebesar 33,33%. Tarif itu berlaku atas kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi plug-in hybrid electric vehicles dengan konsumsi bahan bakar lebih dari 28 km/liter atau tingkat emisi CO2 sampai dengan 100 gr/km.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan dalam rapat konsultasi dengan Komisi XI DPR menyatakan revisi PP 73/2019 dibutuhkan untuk menaikkan daya saing kendaraan listrik di Indonesia. Revisi dilakukan dengan menaikkan tarif PPnBM pada mobil hybrid, yang saat ini menjadi pesaing paling dekat kendaraan listrik. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

16 September 2021 | 19:03 WIB

Insentif ini menjadi bukti dukungan pemerintah atas kendaraan ramah lingkungan. diharapkan melalui insentif tersebut dapat mendorong perusahaan otomotif untuk lebih inovatif dalam membuat produk kendaraan yang eco friendly

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU