Diskusi publik yang diselenggarakan Taxation & Sustainable Finance Working Group (TSFWG) dan Tax Centre FIA Universitas Indonesia (UI).
JAKARTA, DDTCNews - Taxation & Sustainable Finance Working Group (TSFWG) dan Tax Centre FIA Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan diskusi publik yang membahas terkait dengan G-20, Civil 20, dan isu-isu prioritas yang diusung TSFWG kepada masyarakat.
Diskusi ini mengambil tema Addressing Transparency and Accountability towards Sustainable Finance, Tax Justice, and Sovereign Debt Regulation. Acara digelar pada Kamis, 22 September 2022 pukul 09.00-12.10 WIB.
Agenda ini menghadirkan beberapa narasumber kompeten antara lain Partner of Fiscal Research and Advisory DDTC Bawono Kristiaji, akademisi dari FIA UI Ning Rahayu, serta peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI Faisal Basri.
Hadir pula Direktur Perpajakan Internasional DJP sekaligus G-20 Co-Chair Taxation Mekar Satria Utama dan Head of Environmental Economics Research Group LPEM FEB UI Alin Halimatussadiah. Sherpa C-20 Ah Maftuchan juga akan hadir memberikan opening remarks.
Acara ini digelar secara daring dan luring. Acara luring bertempat di Auditorium Lantai 4 FIA UI, sedangkan acara daring digelar melalui Zoom Meeting. Peserta yang berminat mengikuti acara secara daring dapat mengakses bit.ly/PreSummitTSWFG dengan passcode: 249695.
Kegiatan diskusi publik ini diselenggarakan untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat perihal G-20, Civil 20 (C-20), serta isu prioritas dan usulan kebijakan yang diusung oleh TSFWG.
Indonesia memegang Presidensi G-20 mulai 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022. Hingga saat ini, berbagai rangkaian agenda G-20 terus dilangsungkan, baik berupa working groups, engagement groups, deputies/sherpa, ministerial, hingga KTT G-20.
Sementara itu, Civil 20 (C-20) merupakan wadah organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dengan para pemerintah di G-20 dalam menghadapi isu-isu krusial di dunia saat ini.
C-20 bertujuan untuk mendengar suara publik sehingga menjadikan pertemuan G-20 bersifat lebih inklusif. C-20 ini tidak hanya mewakili suara masyarakat sipil di negara-negara G-20, tetapi juga secara global. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.