FILIPINA

Tak Kuat Bayar Pajak, Separuh Bandar Judi Angkat Kaki dari Filipina

Vallencia | Minggu, 04 September 2022 | 12:00 WIB
Tak Kuat Bayar Pajak, Separuh Bandar Judi Angkat Kaki dari Filipina

Ilustrasi.

MANILA, DDTCNews – Sekitar setengah dari perusahaan yang termasuk dalam Philippine Offshore Gaming Operators (POGO) memutuskan untuk angkat kaki dari Filipina karena tingginya tagihan pajak di negara tersebut.

Wakil Distrik Kedua Camarines Sur LRay Villafuerte menyebutkan DPR menyetujui kenaikan pajak atas POGO dengan harapan dapat meningkatkan penerimaan negara. Meski demikian, kenyataannya berbanding terbalik.

“Kami sebagai legislator mengesahkan undang-undang ini dengan harapan pemerintah bisa mendapat pemasukan lebih. Akan tetapi, pelaku POGO justru angkat kaki karena tak mampu membayar pajak,” tuturnya dikutip dari newsinfo.inquirer.net, Minggu (4/9/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

POGO merupakan sebutan untuk perusahaan yang beroperasi di Filipina dan menawarkan layanan perjudian secara online ke pasar luar negeri. Untuk menjalankan usaha, perusahaan harus mendapat lisensi dari Philippine Amusement and Gaming Corporation (PAGCOR).

Villafuerte menyebutkan alasan kepergian beberapa perusahaan POGO ialah pajak yang sangat tinggi. Dia menyayangkan adanya salah satu perusahaan game online terbesar di dunia bernama PlayTech yang turut pergi dari Filipina.

“Bahkan yang sah seperti PlayTech saja telah pergi. Mereka merupakan salah satu perusahaan game terbesar di dunia. Mereka adalah perusahaan yang sah. Mengapa mereka pergi?” tuturnya.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Sementara itu, Ketua PAGCOR Alejandro Tengco mengakui penerimaan pajak dari POGO memang tidak menunjukkan peningkatan. Perusahaan POGO tidak mampu membayar tagihan pajak kepada pemerintah dan justru meninggalkan Filipina.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh PAGCOR, dari 60 operator yang berlisensi, hanya tersisa 30 operator yang masih berada di Filipina hingga saat ini. Namun, dari ke-30 yang tersisa tersebut hanya 27 operator yang masih aktif.

Tengco menambahkan pemerintah memang tidak secara tegas memberikan dukungan terhadap industri tersebut di tengah pandemi Covid-19. Dia berjanji akan berkonsultasi dengan Kongres untuk memastikan sektor tersebut tetap kompetitif. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN