Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Thailand masih mengamati tren harga minyak dunia sebelum membuat kebijakan soal tarif cukai solar.
Wakil Menteri Keuangan Krisada Chinavicharana mengatakan kebijakan diskon tarif cukai solar sebesar 1 baht atau Rp436 per liter telah berakhir pada 19 April 2024. Namun, Kemenkeu belum mengusulkan perpajakan insentif ini karena harga minyak masih fluktuatif.
"Kemenkeu masih mengamati tren harga minyak global sebelum mengusulkan pemotongan tarif cukai solar," katanya, dikutip pada Kamis (25/4/2024).
Krisada menuturkan pemerintah memiliki beberapa pertimbangan dalam mengusulkan diskon tarif cukai solar. Selain soal fluktuasi harga, Kemenkeu memandang Oil Fuel Fund masih memiliki cukup dana untuk memberikan subsidi pada harga solar eceran.
Oil Fuel Fund merupakan lembaga yang bertugas menjaga harga eceran solar untuk melindungi daya beli masyarakat. Apabila dibutuhkan, Kemenkeu dapat kembali mengusulkan diskon tarif cukai solar senilai THB1 per liter kepada kabinet.
"Pemerintah akan terus memantau melihat tren harga minyak global dan berupaya pengumpulan penerimaan," ujar Krisada seperti dilansir nationthailand.com.
Krisada memperkirakan pemerintah akan memperoleh penerimaan dalam jumlah besar pada Mei dan Juni 2024. Hal ini akan menyediakan ruang fiskal apabila pemerintah perlu membuat kebijakan untuk membantu masyarakat.
Sebagai informasi, pemerintah mulai memberikan diskon tarif cukai solar senilai THB1 per liter ketika harga minyak global melambung pada awal 2022. Diskon tarif cukai ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mengendalikan inflasi. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.