THAILAND

Demi Keadilan, Semua Barang Impor yang Masuk ke Negara Ini Kena PPN

Dian Kurniati | Senin, 29 April 2024 | 19:00 WIB
Demi Keadilan, Semua Barang Impor yang Masuk ke Negara Ini Kena PPN

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews - Pemerintah menegaskan seluruh barang impor yang masuk ke Thailand, termasuk barang-barang yang diimpor melalui platform online, kini dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN).

Menteri Keuangan Thailand Lavaron Sangsnit mengatakan pengenaan PPN atas barang impor mulai berlaku pada Mei 2024. Menurutnya, kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan berusaha (level playing field) antara pelaku usaha di luar dan dalam negeri.

"Barang yang dibeli dari luar negeri melalui platform online kini dikenakan PPN, seperti halnya barang yang dibeli dari toko dalam negeri," katanya, Senin (29/4/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Lavaron menuturkan rapat kabinet telah menyetujui keputusan untuk mengenakan PPN atas semua barang impor, berapa pun harganya. Salah satu pertimbangannya ialah untuk melindungi produk-produk di dalam negeri, terutama yang dihasilkan UMKM.

Dia menjelaskan PPN pada awalnya yang dikenakan atas barang yang dibeli di dalam daerah pabean. Namun, fenomena perdagangan melalui saluran elektronik telah menyebabkan transaksi barang menjadi tidak terbatas.

Pemerintah pun berharap kebijakan tersebut mampu meningkatkan daya saing produk lokal sekaligus mengendalikan masuknya produk-produk murah asal China yang dijual melalui platform e-commerce.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Seperti dilansir nationthailand.com, UU Pendapatan Negara sebelumnya mengatur PPN tidak dipungut atas barang impor yang senilai kurang dari THB1.500 atau sekitar Rp657.300. Perubahan peraturan pun telah dilakukan agar semua barang impor dapat dikenakan PPN.

Nanti, PPN akan dipungut oleh pelaku ritel untuk kemudian disetorkan langsung ke otoritas pajak. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja