KEBIJAKAN PAJAK

Banyak Investasi Bodong, Hotman Paris Sarankan DJP Bikin Divisi Khusus

Redaksi DDTCNews | Minggu, 27 Maret 2022 | 07:00 WIB
Banyak Investasi Bodong, Hotman Paris Sarankan DJP Bikin Divisi Khusus

Hotman Paris dalam Spectaxcular 2022. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pengacara kondang Hotman Paris menyarankan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk melakukan ekstensifikasi wajib pajak dari praktik investasi ilegal atau investasi bodong.

Hotman Paris mengatakan tren kasus investasi ilegal belakangan ini terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Dia mencurigai adanya praktik penghindaran pajak melalui investasi bodong tersebut.

"Ada sebenarnya cara mencari duit lagi kita lihat kasus Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Indosurya berapa puluh triliun itu uang-uang yang main di situ. Apakah sudah bayar pajak atau tidak," katanya saat menghadiri acara Spectaxcular 2022, Rabu (32/3/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Menurut Hotman, terdapat dua sumber data yang bisa dimanfaatkan pemerintah melalui Ditjen Pajak (DJP) untuk menagih pajak para investor tersebut.

Pertama, data kasus-kasus investasi yang kini berada di pengadilan niaga berdasarkan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Kedua, data kasus investasi ilegal yang berada di Mabes Polri.

"Dalam berkas-berkas itu diceritakan berapa [uang] punya nasabah di situ. Nasabah ini tentu enggak bayar pajak. Kasus investasi bodong banyak sekali. Itu masukan dari saya," tuturnya.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Hotman juga menyarankan otoritas pajak dapat mengarahkan aparatnya untuk membuat divisi yang fokus pada praktik-praktik investasi.

"Sebenarnya kalau kantor DJP ada divisi khusus itu, itu merupakan sumber sasaran empuk bagi DJP," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN