KPP PRATAMA KARANGANYAR

Tunggakan Tak Dibayar, Harta WP di Rekening Disita Kantor Pajak

Muhamad Wildan | Sabtu, 03 September 2022 | 07:30 WIB
Tunggakan Tak Dibayar, Harta WP di Rekening Disita Kantor Pajak

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar melakukan pemindahbukuan terhadap harta wajib pajak perusahaan MB yang tersimpan di rekening.

Pemindahbukuan harta dari rekening MB ke kas negara dilakukan setelah KPP Pratama Karanganyar terlebih dahulu penerbitan surat teguran, surat paksa, dan pemblokiran terhadap rekening tersebut.

"Dengan persetujuan wajib pajak, dilakukan pemindahbukuan atas rekening yang telah diblokir ke rekening kas negara untuk melunasi tunggakan pajak yang terutang," ujar Kepala KPP Pratama Karanganyar Yulianto Dwi Wiyatmo, dikutip Sabtu (3/9/2022).

Baca Juga:
Dalam Pemeriksaan, Ditjen Pajak Berwenang Melakukan Penilaian

Harta yang tersimpan dalam rekening perusahaan MB tercatat senilai Rp43,15 juta. Yulianto mengatakan KPP Pratama Karanganyar akan melakukan penyitaan atas aset-aset lainnya guna melunasi tunggakan pajak yang tersisa.

Untuk diketahui, pemindahbukuan terhadap aset wajib pajak yang tersimpan di rekening telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 189/2020.

Pada Pasal 32 ayat (1) PMK 189/2020, pihak perbankan, asuransi, atau lembaga keuangan lainnya tidak diizinkan untuk melakukan pemindahbukuan atas saldo dalam rekening penanggung pajak yang diblokir sejak diterimanya permintaan pemblokiran.

Baca Juga:
Pertemuan Pertama antara Pemeriksa dan Wajib Pajak Kini Bisa Online

Pemindahbukuan atas saldo rekening dapat dilakukan bila terdapat permintaan dari pejabat.

"Tindakan pemindahbukuan ini merupakan bagian dari komitmen DJP untuk melakukan upaya penegakan hukum sekaligus memberikan keadilan bagi wajib pajak yang patuh dalam menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya," ujar Yulianto. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 25 Februari 2025 | 18:43 WIB PMK 15/2025

Dalam Pemeriksaan, Ditjen Pajak Berwenang Melakukan Penilaian

Selasa, 25 Februari 2025 | 16:45 WIB PMK 15/2022

Pertemuan Pertama antara Pemeriksa dan Wajib Pajak Kini Bisa Online

Selasa, 25 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 15/2025

Diperiksa DJP, WP Harus Penuhi Permintaan Dokumen dalam Waktu 1 Bulan

Selasa, 25 Februari 2025 | 11:31 WIB PMK 15/2025

Aturan Baru Soal Jangka Waktu Pengujian, Apa Beda dengan Aturan Lama?

BERITA PILIHAN
Rabu, 26 Februari 2025 | 10:00 WIB PAJAK KARBON

DPR Dorong Penerapan Pajak Karbon, Biar Ada ‘Efek Jera’

Rabu, 26 Februari 2025 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Masih Ada Importir Belum Padankan NIK-NPWP, DJBC Singgung Tarif PPh 22

Rabu, 26 Februari 2025 | 09:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Login DJP Online Lebih Lama, Lapor SPT Tahunan Jangan Mepet Deadline!

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:15 WIB KURS PAJAK 26 FEBRUARI 2025 - 04 MARET 2025

Kurs Pajak Terbaru: Tren Penguatan Rupiah atas Dolar AS Berlanjut

Rabu, 26 Februari 2025 | 06:30 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Godok Insentif Pajak Sesuai GloBE Rules, Kemenkeu Pertimbangkan QRTC

Rabu, 26 Februari 2025 | 06:00 WIB ASSOCIATE PARTNER OF DDTC CONSULTING GANDA CHRISTIAN TOBING:

Demokrasi Buat Sistem Pajak Kompleks karena Tampung Banyak Kepentingan

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:43 WIB PMK 15/2025

Dalam Pemeriksaan, Ditjen Pajak Berwenang Melakukan Penilaian

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Entitas Konstituen dalam Penerapan Pajak Minimum Global?

Selasa, 25 Februari 2025 | 17:30 WIB PMK 136/2024

Ada Pajak Minimum Global, Indonesia Siapkan QRTC?

Selasa, 25 Februari 2025 | 17:00 WIB KEBIJAKAN BEA MASUK

Tarif Bea Masuk Barang Kiriman Disederhanakan, DJBC Ungkap Dampaknya